Translate

Minggu, 19 Juli 2015

3 Jenis Masa Penyesalan


Kali ini gue mencoba membuat artikel blog yang cukup serius, yaitu 3 Jenis Masa Penyesalan. Seharusnya di artikel sekarang ini gue kembali membahas mengenai kekonyolan cerita gue, tetapi pagi tadi tiba- tiba saja terlintas di benak gue untuk membuat artikel yang serius.

Kita ambil dulu arti dari kata dasarnya, yaitu sesal. Sesal sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) adalah perasaan tidak senang (susah, kecewa, dsb) karena telah berbuat kurang baik (dosa, kesalahan, dsb).

Jadi bisa disimpulkan dalam gaya bahasa kita sendiri adalah perasaan menyesal yang diakibatkan karena berbuat kurang baik yang berpengaruh pada masa yang akan datang baik itu sementara ataupun seumur hidup.

Dan berikut adalah 3 Jenis Masa Penyesalan :

1. Salah memotong rambut
Salah memotong rambut pastinya akan menimbulkan kekesalan dan penyesalan tersendiri tentunya bagi kita. Bagaimana tidak? Karena kesalahan tersebut kita menjadi tidak percaya diri, membuat kita tidak nyaman, takut ditertawakan, dsb. Namun itu hanya memakan jangka waktu selama 3 bulan. Setelah itu penyesalan tersebut otomatis hilang, namun itu membuat kita tidak dapat lagi mempercayai salon yang menggunting rambut kita itu kembali.

2. Tidak Lulus Ujian/ Tidak naik kelas

Tentunya penyesalan yang satu ini bagi yang tidak biasa khususnya kaum hawa sedikit lebih memalukan ketimbang salah memotong rambut, bukan? Tidak menutup kemungkinan ketika kita mendengar hal tersebut kita spontan menangis, tidak berani menunjukkan wajah kita ke siapapun untuk kurun waktu beberapa hari karena mungkin malu dengan orang yang mengenal kita, juga takut dimarahi, dipukul atau bahkan yang lebih ekstreamnya kita akan diusir oleh orangtua kita(biasanya ini hal yang jarang sekali).

Namun penyesalan ini hanya dirasakan mungkin dalam waktu satu tahun, karena harus membuang usia kita untuk mengulang materi pelajaran yang sebenarnya sudah kita pelajari namun karena kita tidak serius kita jadi harus menerima akibat itu. Dan tentunya tidak kalah disayangkan pula uang orangtua yang dikeluarkan dengan penuh perjuangan yang ternyata hanya terbuang sia-sia. Tapi tidak lulus atau tidak naik kelas juga bukanlah akhir dari segalanya. Kita tetap bisa sukses walaupun kita sempat tinggal kelas. Banyak pula orang yang sukses pernah mengalami pengalaman pahit seperti itu. Mungkin mereka tidak pintar dalam pelajaran sekolah, namun mereka pintar mempraktekan suatu pekerjaan. Biasanya, mereka bergelut di bidang wiraswasta. Makanya, itu semua kembali lagi juga bagaimana cara kita berpikir mengenai kegagalan jenis kedua ini.

3. Salah memilih pasangan/ teman hidup

Nah ini merupakan penyesalan paling esktream dalam hidup, yaitu salah memilih pasangan/ jodoh.

Mengapa demikian? Coba kita bandingkan terlebih dahulu dari penyesalan pertama, yaitu salah memotong rambut.

Kesalahan ini hanya memalukan kita kira- kira selama 3 bulan. Setelah itu rambut kita masih dapat tumbuh kembali. Dan itu tentunya tidak akan memalukan kita kembali asal kita jangan lagi memilih salon yang sama. Hahaha.

Penyesalan yang kedua tadi adalah tidak lulus ujian, seperti yang gue bilang tadi hidup kita tidak berakhir ketika kita tidak naik kelas. Kita tentu masih bisa sukses di masa depan, masih bisa mengejar setiap mimpi kita dengan baik. Contohnya gue melihat banyak kenalan dari bokap atau nyokap pengusaha yang bahkan ia sendiri mengakui jika mereka sekolah, sulit sekali untuk menyerap setiap ilmu yang disampaikan oleh guru sehingga beberapa ada yang tidak naik kelas. Tetapi mereka sukses sekarang, menjadi bos besar, memimpin banyak karyawan yang bahkan mungkin pendidikan karyawan tersebut lebih tinggi dari bosnya. Siapa sangka bukan?

Dan coba dibandingkan dengan salah memilih pasangan? Itu akibatnya sangat fatal! Penyesalan seumur hidup. Tidak memiliki rasa kebahagian, dan itu pasti. Bukan satu bulan, dua bulan atau setahun, dua tahun. Coba pikir, kita tentunya akan paling banyak menghabiskan waktu bersamanya bukan? Baik itu membangun masa depan, dll. Jika kita salah memilih pasangan, pasti nantinya akan sering timbul konflik, perbedaan pendapat, dan membuat kita tentunya tidak nyaman berada di rumah. Jadi bagaimana mungkin dapat bersama-sama membangun masa depan kalau seperti itu? Rezeki pun tidak bisa masuk kalau terus konflik. Itulah makanya kita perlu berhati- hati memperhatikan setiap calon pasangan. Kira-kira cocok atau tidak? 

Memang sih bukan hal yang mudah, ketika sudah terlalu 'kepincut'. Maka dari itu kita juga perlu menjaga perasaan kita. Kalau sudah dari awal menurut kita kurang, ya jangan berlanjut terus memberikan harapan.