Translate

Jumat, 28 Agustus 2015

Bhinneka Tunggal Ika




Beberapa hari yang lalu kita sempat di kejutkan dengan berita seperti ini. Gue sangat miris membacanya dan jujur tentunya gue sebagai keturunan etnis Tionghua sedikit emosi membacanya.


Kenapa di Negri yang besar ini masih terdapat orang rasis semacam itu? Bukankah Bangsa Kita ini pernah mengeluarkan semboyan yang besar? Ya, semboyan itu bernama Bhinneka Tunggal kita, artinya adalah berbeda- beda tetapi tetap satu. 

Dan kita tentunya telah di ajarkan mengenai Bhinneka Tunggal Ika sejak kecil, bukan? Itu artinya kita telah di ajarkan menghargai sedari kecil.

Nah yang gue herankan adalah kenapa masih terdapat beberapa orang rasis khususnya kepada etnis Tionghua. Gue mewakili salah satu warga keturunan etnis Tionghua ingin menekankan bahwa kita ini adalah satu! Lahir dari bumi pertiwi yang sama, yaitu Indonesia! KTP kita pun adalah KTP Indonesia, Surat lahir kita pun surat lahir Indonesia! Jadi sikap kita ini seharusnya tidak rasis, tidak membedakan antara yang satu dengan yang lain. 

Bukan hanya masalah etnis, gue juga sering membaca orang lain memperkarakan masalah agama. Si A bilang agamanya lebih bagus dari si B, lalu si A pun menjudge habis agamanya si B. Pertanyaan gue adalah apa sih untungnya? Kita itu memiliki kepercayaan masing- masing. Dan semua agama gue yakin mengajarkan kebaikkan, bukan? Gue yakin juga TIDAK ADA agama yang mengajarkan untuk saling membenci kaum yang berbeda.Hei guys! Ini sudah tahun 2015 harusnya mind set kita di ubah. Dan ya, gue akui di dalam beberapa agama mungkin ada semacam Injil. Injil adalah istilah yang digunakan oleh umat Kristiani sementara oleh umat beragama lainnya gue belum tahu istilahnya apa. Tapi gue yakin kemungkinan besar pasti ada.

Mungkin pula sebagian dari kita ingin menjalankan tugas keagamaan kita, dengan memberitakan Injil. Ya itu boleh- boleh saja menurut gue. Dan definisi injil berdasarkan salah satu Kamus Indonesia adalah kabar gembira. Dan yang sedikit gue tambahkan atau jelaskan dari hal yang gue ketahui adalah semacam mengajak orang bertobat atau mengajak si A mengenal agamanya dan baru setelah yakin keputusan berpindah keyakinan ada di tangan si A.


Itu sah- sah aja menurut gue. Wong kita menjalankan tugas agama kita kok. Tetapi yang perlu di garis bawahi adalah jangan ada pemaksaan atau menghakimi agama teman kita atau kerabat kita sebelumnya. Kita perlu sopan. Kalau nggak sopan dan terkesan menghakimi seperti ini siapa yang mau mendengarnya? Tentunya tidak ada! 

Dan juga ketika kita sudah memberitakan tugas agama kita, keputusan ada di tangan mereka. Dan kalau seandainya teman/ kerabat kita tidak berminat ya sudah. Kita tidak memiliki hak untuk memaksanya. Dan kita tetap perlu menghargai apa yang sudah menjadi pedomannya. 


Gue pernah mendengar pula, seseorang dari agama A pindah ke agama B. Lalu di judge habis- habisan. Sekali lagi gue pingin bilang kalau ini nggak berguna! Apa sih gunanya kita ngejelekkin keputusannya dia? Hidup hidup dia, yang jalani pun dia. Jadi ya bebas. Kalau pun kita ingin memberi tahu atau menasehati, nasehatilah dengan lemah lembut dan bijak. Karena seperti yang gue bilang tadi nggak akan ada yang mau mendengarkan kita, kalau kita ngejudge kayak gitu. Dia justru semakin teguh dengan keputusan barunya. Karena manusia semakin di kerasin, semakin menjadi. 

Jadi kesimpulan gue, gue harap nggak ada lagi kejadian rasis seperti ini. Kita perlu belajar menghargai. Kita bukan hidup sendiri, tetapi kita hidup bermasyarakat. 


Ps : Berkomentarlah dengan sopan. Tidak mengandung unsur SARA.
Terima Kasih, Tuhan memberkati. :) 

Senin, 17 Agustus 2015

Harapan Untuk Indonesia

Kita tahu bahwa hari ini adalah hari yang sangat membanggakan dan di tunggu- tunggu oleh seluruh Rakyat Indonesia yaitu Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Suatu hari dimana yang membawa Indonesia resmi merdeka. Merdeka yang artinya tidak terikat lagi dan juga tidak di perbudak lagi. Gue juga sebagai anak bangsa cukup bangga dengan Indonesia. Mulai dari keindahan alamnya, perbedaan suku dan bangsa, makanan tradisionalnya, dan tak lupa dengan batiknya.

Hanya saja ada beberapa kekurangan dari Indonesia yaitu kurang bisa memanfaatkan kekayaan alamnya. Itulah yang sangat disesalkan. Kalau saja kita bisa memanfaatkan kekayaan alam dengan baik pasti Indonesia ini semakin hebat.

Dulu guru IPS SMP gue pernah bilang sangat disayangkan Indonesia mengekspor bahan mentah ke luar negeri yang kemudian diolah menjadi produk jadi di luar negri dan kemudian produk yang sudah jadi itu oleh negara lain dijual kembali ke Indonesia.

Sangat miris mendengarnya, bukan? Padahal bahan dasarnya dari Indonesia, orang luar hanya mengolah, lalu di jual kembali produk itu di Indonesia. Harusnya Indonesia yang bisa memperoleh keuntungan lebih banyak, menjadi memperoleh keuntungan yang kurang maksimal. Karna bahan mentah sendiri jauh lebih murah dibandingkan dengan produk yang sudah jadi, tinggal dikonsumsi atau tinggal di pakai.

Jadi harapan gue adalah teknologi Indonesia bisa lebih dimajukan. Sebenarnya juga banyak orang cerdas di Indonesia yang berprestasi dalam berbagai bidang, hanya saja berdasarkan dari informasi yang gue peroleh dari televisi, Pemerintah Indonesia terkadang kurang menghargai penemuan- penemuan mereka, atau bisa dibilang kurang berani memberi penghargaan lebih khususnya dalam bentuk materi. Makanya cukup banyak ilmuan- ilmuan yang beralih atau bekerja di luar negeri karena penghasilan yang menjanjikan.

Jadi harapan gue selanjutnya adalah Pemerintah juga bisa menghargai setiap prestasi dari negeri ini bahkan hingga orang itu pensiun. Jasanya harus tetap di kenang dan dibayar dengan sepantasnya.

Akhir kata hanya ini yang bisa gue sampaikan. HIDUP BUMI PERTIWI INDONESIA! SALAM MERDEKA!

Dirgahayu Republik Indonesia ke 70 TH
17+8+45= 70